Wednesday, December 17, 2008

bahaya anemia!!!

Manifestasi gejala dan keluhan anemia tergantung dari beberapa faktor antara lain: penurunan kapasitas daya angkut oksigen dari darah serta kecepatan dari penurunannya, derajat serta kecepatan perubahan dari volume darah, dan penyakit dasar penyebab anemianya. Ada beberapa gejala/tanda anemia, yaitu 5L (lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai), muka pucat, mata berkunang-kunang, nafsu makan berkurang serta apatis. Anemia gizi besi sangat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Penyakit ini dapat menyebabkan turunnya daya tahan sehingga penderita rentan terhadap penyakit dan frekuensi absen pun meningkat. Selain karena defisien zat besi, anemia juga dapat terjadi akibat kadar hemoglobin atau eritrosit yang lebih rendah daripada nilai normal. Remaja perempuan berisiko menderita anemia lebih tinggi daripada remaja laki-laki. Hal ini didasarkan pada kenyataan remaja perempuan sering melakukan diet agar tubuh tetap langsing, tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan tubuh akan zat gizi, baik makro maupun mikro.
Anemia gizi besi dapat berakibat fatal bagi ibu hamil karena ibu hamil memerlukan banyak tenaga untuk melahirkan. Hal ini ditambah dengan kondisi darah keluar banyak ketika bersalin. Kekurangan darah dan pendarahan akut pada akhirnya menjadi penyebab utama kematian ibu saat melahirkan. Ibu hamil yang menderita anemia gizi besi tidak mampu unutk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi bagi dirinya dan janin dalam kandungannya. Oleh karena itu, keguguran, kematian bayi dalam kandungan, berat bayi lahir rendah, atau kelahiran prematur rawan terjadi. Ibu yang sedang menyusui juga harus waspada terhadap anemia gizi besi. Begitu juga anemia gizi besi yang terjadi pada anak-anak, baik balita maupun usia sekolah. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Anak menjadi lemah akibat pertahanan tubuhnya menurun sehingga rawan terserang infeksi. Selain itu juga anak menjadi tidak aktif, malas, cepat lelah, sulit konsentrasi dalam belajar serta cepat mengantuk. Hal ini akhirnya akan mempengaruhi kecerdasan dan daya tangkap anak itu sendiri.

Pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi dapat dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut :

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
Mengkonsumsi pangan hewani, seperti daging, ikan, hati, atau telur dalam jumlah yang cukup sebenarnya dapat mencegah anemia gizi besi. Akan tetapi, bagi masyarakat kita, harga pangan hewani tersebut relatif sulit untuk dijangkau. Vitamin C diperlukan untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Peningkatan vitamin C sebanyak 25, 50, 100, dan 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4, dan 5 kali lebih besar.Selain mengkonsumsi pangan sumber zat besi, konsumsi bahan pangan yang mengandung zat-zat penghambat (inhibitor) absorpsi besi juga harus dikurangi. Zat-zat inhibitor seperti fitat, fosfat, tannin, dan beberapa jenis serat makanan harus dihindari karena zat ini bersama zat besi akan membentuk senyawa yang tak larut dalam air sehingga tidak dapat diabsorpsi. Misalnya teh, teh apabila dikonsumsi bersama-sama saat makan akan mengurangi penyerapan zat besi sampai 50%. Bahan makanan lain yang dapat menghambat absorpsi besi diantaranya adalah kopi, fosvitin dalam kuning telur, protein kedelai, fitat dan fosfat yang banyak terdapat pada serealia, kalsium dan serat dalam bahan makanan.

2. Suplementasi zat besi
Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status Hb dalam waktu yang relatif singkat. Kendala utama dalam suplementasi zat besi ini adalah akibat samping yang dihasilkan dan kesulitan mematuhi meminum pil karena kurangnya kesadaran akan pentingnya masalah anemia gizi besi. Adapun efek samping dari pemberian pil besi adalah mual, muntah, konstipasi, dan diare. Akan tetapi, frekuensi efek samping ini tergantung pada dosis zat gizi dalam pil.

3. Fortifikasi zat besi
Fortifikasi adalah penambahan suatu jenis zat gizi kedalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan. Sifat zat besi yang cenderung reaktif dan cenderung mengubah penampilan bahan yang difortifikasi menyebabkan tidak semua bahan pangan dapat difortifikasi zat besi.

4. Penanggulangan penyakit infeksi dan parasit
Anak-anak biasanya kelompok yang rawan terkena penyakit infeksi dan parasit. Oleh karena itu, ASI harus tetap diberikan saat anak sakit. Begitu juga dengan imunisasi harus dilakukan secara teratur. Pemberian obat cacing juga perlu dilakukan secara berkala untuk memberantas parasit cacing tambang
.

No comments: