Wednesday, December 17, 2008

klasifikasi dan penyebab anemia

Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel dan hemoglobin yang dikandung sebagai berikut :

1. Makrositik
Pada anemia makrositik, ukuran sel darah merah bertambah besar dan jumlah hemoglobin tiap sel juga bertambah. Ada dua jenis anemia makrositik, yaitu anemia megaloblastik dan anemia non-megaloblastik. Kekurangan vitamin B12, asam folat, atau gangguan sintesis DNA merupakan penyebab anemia megaloblastik. Sedangkan anemia non-megaloblastik disebabkan oleh eritropoiesis yang dipercepat dan peningkatan luas permukaan membran.

2. Mikrositik
Mengecilnya ukuran sel darah merah merupakan salah satu tanda anemia mikrositik. Penyebabnya adalah defisiensi besi, gangguan sintesis globin, porfirin, dan heme, serta gangguan metabolisme lainnya.

3. Normositik
Anemia normositik ditandai dengan tidak berubahnya sel darah merah. Penyebab anemia jenis ini adalah kehilangan darah yang parah, meningkatnya volume plasama secara berlebihan, penyakit-penyakit hemolitik, gangguan endokrin, ginjal, dan hati.

Secara umum, faktor utama yang menyebabkan anemia gizi adalah sebagai berikut :

a. Banyak kehilangan darah
Pendarahan mengakibatkan tubuh kehilangan banyak sel darah merah. Pendarahan dapat terjadi secara mendadak dan dalam jumlah banyak. Ini disebut dengan pendarahan eksternal dan terjadi pada waktu kecelakaan. Selain itu, pendarahan kronis juga dapat mengakibatkan kehilangan sel darah merah dalam jumlah banyak. Pendarahan kronis adalah pendarahan yang terjadi sedikit demi sedikit, tetapi berlangsung secara terus-menerus. Pendarahan jenis ini dapat disebabkan oleh kanker saluran pencernaan, wasir, atau peptik ulser.

Investasi cacing tambang pada masyarakat di daerah tertentu juga menyebabkan banyak darah yang keluar. Hal ini karena cacing tambang dapat mengisap darah. Kehilangan darah pada remaja dan wanita dewasa juga dapat terjadi dalam jumlah banyak akibat menstruasi.

b. Rusaknya sel darah merah
Kerusakan pada sel darah merah dapat berlangsung didalam pembuluh darah yang disebabkan oleh penyakit, seperti malaria atau thalasemia. Hal inilah yang menyebabkan anemia hemolitik. Akan tetapi, meski sel-sel darah merah telah rusak, zat besi yang berada didalamnya tidak ikut rusak dan tetap bisa digunakan lagi untuk membuat sel-sel darah merah yang baru. Sementara asam folat yang juga berada dalam sel darah merah ikut rusak sehingga harus dibuat lagi. Oleh sebab itu, pada pengobatan anemia hemolitik, lebih diperlukan penambahan asam folat dibandingkan dengan pemberian zat besi.

c. Produksi sel darah merah kurang
Pembuatan sel darah merah baru akan terganggu apabila zat gizi yang diperlukan tidak mencukupi. Hal ini karena umur sel darah merah hanya 120 hari dan jumlah sel darah merah dalam darah harus selalu dipertahankan dalam jumlah cukup banyak. Terganggunya produksi sel darah merah bisa disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi, terutama zat-zat gizi penting seperti besi, asam folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan zat gizi penting lainnya. Selain itu, berkurangnya produksi sel darah merah dapat disebabkan oleh tidak berfungsinya pencernaan dengan baik atau kelainan lambung sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat terserap dan terbuang lewat feses.

d. Pola makan yang kurang baik
Kurangnya konsumsi zat besi yang berasal dari makanan atau rendahnya absorpsi zat besi yang terdapat dalam makanan dapat menyebabkan terjadinya anemia. Ketersediaan zat besi dari makanan yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami anemia gizi besi. Pola makan yang kurang beragam, seperti menu yang hanya terdiri dari nasi dan kacang-kacangan saja turut menunjang kurangnya asupan zat besi bagi tubuh.

e. Pertumbuhan
Anemia gizi besi ternyata dapat disebabkan oleh kebutuhan yang meningkat akibat pertumbuhan. Bayi, anak-anak, dan remaja membutuhkan zat besi dalam jumlah yang relatif lebih besar karena pertumbuhan yang pesat terjadi pada masa-masa tersebut. Selain itu, kondisi fisiologis seperti hamil dan menyusui juga menyebabkan kebutuhan akan zat besi bertambah.

No comments: